Sabtu, 06 Oktober 2007

Puasa Puasa Ke Singapura ( Akhir )

Dua hari di Malaysia

Sejak jam 08.00 saya sudah kelar dari segala urusan rigid di kamar. Sudah ready untuk urusan diluar hotel. Tampak yang lainnya masih di kamar bahkan, sahabat Ipong yang paling telat. Entah apa dia sempat sahur apa tidak, soalnya disepakati sahur masing-masing. Jam 08.30 saya melakukan konfirmasi dengan pihak HSC (Healt Singapore Center) melalui ms. Levina soal schedule check up sahabat Said Amin. Ternyata, hasil percakapan saya di telepon dengan ms. Levina didapatkan keterangan bahwa sang dokter masih berada di luar negeri dan check up sahabat Said Amin baru bisa dilakukan pada hari Kamis, 27/09/07. Mendengar kabar itu, ini hampir dipastikan jadwal kepulangan sepertinya bakal tertunda. Rencana sih justru hari Kamis itu schedule flight balik ke 'dalam negeri'. Trus selama masa menunggu tersebut pikiran kami lantas terbayang betapa 'kosongnya' waktu-waktu di Singapura ini. Ditengah situasi ambigu seperti itu, sahabat H. Sabri mengajukan usul bagaimana kalau waktu jeda ini rombongan ke Kuala Lumpur, Malaysia. Boleh juga nih usul. Toh, perjalanan ke sana bisa ditempuh via darat dengan estimasi waktu plus minus enam jam lamanya. Jika via pesawat hanya ditempuh 35 menit. ''Bos, kita pake pesawat aja, enam jam itu lama dan ini puasa kan'' potong sahabat Ipong. Kami pun menoleh ke arahnya dan seperti biasa kami hanya bisa ketawa dan mengangguk dibuatnya. Kami pun akhirnya memutuskan berangkat Siang itu dengan pesawat Singapore Airlines ke Kuala Lumpur. Dan bisa dibayangkan cerita selanjutnya, kami melewati 2 (dua) hari dengan indah di Malaysia.

Balik ke Singapura

Hari kamis pagi kami pun bertolak kembali ke Singapura dengan pesawat Malaysia Airlines. Begitu sampai di Singapura kami pun kemudian menjalani hari-hari di Singapura dengan sangat rileks, amat santai. Mulai dari menemani menemani sahabat Said Amin dan Sahabat Fahrianto melakukan medical check up dan segala urusan yang berkenaan hal itu sampai urusan tour de mall. Sejatinya, ada bagian-bagian tertentu yang saya tidak ceritakan dalam catatan ini, misalnya bagaimana suasana berobat di Mount Elizabeth Hospital, apalagi sahabat Fahrianto sempat sehari semalam di opname di sana--belum lagi bagaimana pelayanan dokter yang amat sangat ramah dan profesional, bagaimana si Nabiel yang ngotot pengen cobain 'train' alias Kereta Api Bawah Tanahnya Singapura, dan lain-lain. Semua itu dilakonin ditengah suasana berpuasa. Ya itulah, puasa-puasa ke Singapura. Kami akhirnya bertahan sampai hari selasa (02/10/07) di Singapura. Selasa, jam 14.00 wita dengan Silk Air dari Changi Airport kami akhirnya kembali ke Balikpapan. Suasana terakhir kami adalah menikmati megahnya airport Changi Singapura itu, bahkan pada batas tertentu tidak berlebihan jika dikatakan lebih mewah dari mall termewah yang ada di tanah air (ini boleh juga berlebihan). Demikian sekadar catatan perjalanan puasa-puasa ke Singapura. (tamat).


Puasa Puasa Ke Singapura ( 2 )

Karena kecapaian, tidur pun lelap nyaris tak terjaga. Untunglah sebelum tidur tadi saya sudah pesan ke receptionis dengan wake up call pada jam 17.00 local time. Bangun, mandi dan sholat qashar takdim (Dhuhur dan Ashar). Jam 17.35 'pasukan' sudah pada ngumpul di lobby hotel. Lantas, semua sepakat berbuka puasa di Newton Seafood. Kita pun melaju dengan fan Mercedes taxi ke tempat itu. Waktu berbuka pun tiba-dimulai dengan es kelapa muda dan dilanjutkan hidangan aneka seafood diselesaikan secara adat (istilah kami soal saking lahapnya) nyaris tak bersisa. Karena memang rombongan kecuali sahabat bang Agus termasuk mazhab ahli hisap (perokok), kami lantas mencabut masing sebatang rokok sampoerna mild, tiba-tiba " ssst " ujar sahabat Popo Parulian (sahabat yang setahun terakhir tinggal di Singapura dan ikut bergabung buka puasa) tanda mengingatkan bahwa meski di warung ini terbuka tetap sebagai zona larangan merokok. Kita pun dituntunnya ke pojok kompleks , pojok bagi perokok. Kami semua bisa memahami. Memang di Singapura dan di kebanyakan negara di luar Indonesia, perokok sudah sangat dipersempit ruang geraknya.

Setelah urusan buka puasa kelar, kita pun balik ke hotel. Karena waktu baru menunjukkan jam 20.00 kami pun melanjutkan menikmati sisa waktu shopping malam hari. Sekadar mengisi waktu sambil bisa beli T-shirt dan lokasinya pun dipilih yang disekitar hotel. Mulai dari Tang, Lucky Plaza, Paragon Plaza, Takashiyama Tower (Ngee Ann City), iSetan, Marriot dan lainnya. Lagian di Singapura juga sedang sale besar-besaran layaknya sale menjelang lebaran di Indonesia. Minimal-cuci mata sekalian.

Waktu pun berjalan sampai pada pukul 22.00 tanpa terasa. Kalau tadinya hanya sekadar mengisi waktu, tapi tampak semua rombongan pulang dengan masing-masing barang bawaan yang lumayan banyak. "wah, ini mah bukan cuci mata namanya, ini shopping benaran" celetukku. "gak tahan juga hanya dilewatin begitu saja, wal" jawab mereka. Apalagi sahabat Ipong, dia boleh parah soal urusan puasa, giliran shopping-dia paling bernafsu. Dasar, gak kehabisan akal, dia pun menjawab " justru ini berkah puasa, bos". Kami hanya bisa tertawa mendengarnya. Asli lucu dan suasana menjadi segar karenanya. Sambil ngobrol ini itu tanpa terasa kami pun sampai di hotel hyatt tempat kami menginap. Setelah menitipkan barang belian tadi pada petugas hotel untuk di dilevery di kamar masing-masing, obrolan dilanjutkan di resto hotel dilantai dua hingga larut. Macam-macam tema dibicarakan, ya soal bisnis, soal batubara, soal listrik, soal property, soal politik, sampai soal parcel dan THR (Tunjungan Hari Raya) serta soal-soal lainnya.

Karena sahabat Said Amin sesuai rencana besoknya harus menjalani check up di HSC (Healt Singapore Center) dengan dr. Michael Lee--saya pun menyela untuk istirahat. Pembicaraan atas berbagai topik tadi diakhiri dan kami selanjutnya menuju kamar masing-masing untuk istirahat. ( bersambung ke bagian ketiga )