Dua hari di Malaysia
Sejak jam 08.00 saya sudah kelar dari segala urusan rigid di kamar. Sudah ready untuk urusan diluar hotel. Tampak yang lainnya masih di kamar bahkan, sahabat Ipong yang paling telat. Entah apa dia sempat sahur apa tidak, soalnya disepakati sahur masing-masing. Jam 08.30 saya melakukan konfirmasi dengan pihak HSC (Healt Singapore Center) melalui ms. Levina soal schedule check up sahabat Said Amin. Ternyata, hasil percakapan saya di telepon dengan ms. Levina didapatkan keterangan bahwa sang dokter masih berada di luar negeri dan check up sahabat Said Amin baru bisa dilakukan pada hari Kamis, 27/09/07. Mendengar kabar itu, ini hampir dipastikan jadwal kepulangan sepertinya bakal tertunda. Rencana sih justru hari Kamis itu schedule flight balik ke 'dalam negeri'. Trus selama masa menunggu tersebut pikiran kami lantas terbayang betapa 'kosongnya' waktu-waktu di Singapura ini. Ditengah situasi ambigu seperti itu, sahabat H. Sabri mengajukan usul bagaimana kalau waktu jeda ini rombongan ke Kuala Lumpur, Malaysia. Boleh juga nih usul. Toh, perjalanan ke sana bisa ditempuh via darat dengan estimasi waktu plus minus enam jam lamanya. Jika via pesawat hanya ditempuh 35 menit. ''Bos, kita pake pesawat aja, enam jam itu lama dan ini puasa kan'' potong sahabat Ipong. Kami pun menoleh ke arahnya dan seperti biasa kami hanya bisa ketawa dan mengangguk dibuatnya. Kami pun akhirnya memutuskan berangkat Siang itu dengan pesawat Singapore Airlines ke Kuala Lumpur. Dan bisa dibayangkan cerita selanjutnya, kami melewati 2 (dua) hari dengan indah di Malaysia.
Balik ke Singapura
Hari kamis pagi kami pun bertolak kembali ke Singapura dengan pesawat Malaysia Airlines. Begitu sampai di Singapura kami pun kemudian menjalani hari-hari di Singapura dengan sangat rileks, amat santai. Mulai dari menemani menemani sahabat Said Amin dan Sahabat Fahrianto melakukan medical check up dan segala urusan yang berkenaan hal itu sampai urusan tour de mall. Sejatinya, ada bagian-bagian tertentu yang saya tidak ceritakan dalam catatan ini, misalnya bagaimana suasana berobat di Mount Elizabeth Hospital, apalagi sahabat Fahrianto sempat sehari semalam di opname di sana--belum lagi bagaimana pelayanan dokter yang amat sangat ramah dan profesional, bagaimana si Nabiel yang ngotot pengen cobain 'train' alias Kereta Api Bawah Tanahnya Singapura, dan lain-lain. Semua itu dilakonin ditengah suasana berpuasa. Ya itulah, puasa-puasa ke Singapura. Kami akhirnya bertahan sampai hari selasa (02/10/07) di Singapura. Selasa, jam 14.00 wita dengan Silk Air dari Changi Airport kami akhirnya kembali ke Balikpapan. Suasana terakhir kami adalah menikmati megahnya airport Changi Singapura itu, bahkan pada batas tertentu tidak berlebihan jika dikatakan lebih mewah dari mall termewah yang ada di tanah air (ini boleh juga berlebihan). Demikian sekadar catatan perjalanan puasa-puasa ke Singapura. (tamat).
Sejak jam 08.00 saya sudah kelar dari segala urusan rigid di kamar. Sudah ready untuk urusan diluar hotel. Tampak yang lainnya masih di kamar bahkan, sahabat Ipong yang paling telat. Entah apa dia sempat sahur apa tidak, soalnya disepakati sahur masing-masing. Jam 08.30 saya melakukan konfirmasi dengan pihak HSC (Healt Singapore Center) melalui ms. Levina soal schedule check up sahabat Said Amin. Ternyata, hasil percakapan saya di telepon dengan ms. Levina didapatkan keterangan bahwa sang dokter masih berada di luar negeri dan check up sahabat Said Amin baru bisa dilakukan pada hari Kamis, 27/09/07. Mendengar kabar itu, ini hampir dipastikan jadwal kepulangan sepertinya bakal tertunda. Rencana sih justru hari Kamis itu schedule flight balik ke 'dalam negeri'. Trus selama masa menunggu tersebut pikiran kami lantas terbayang betapa 'kosongnya' waktu-waktu di Singapura ini. Ditengah situasi ambigu seperti itu, sahabat H. Sabri mengajukan usul bagaimana kalau waktu jeda ini rombongan ke Kuala Lumpur, Malaysia. Boleh juga nih usul. Toh, perjalanan ke sana bisa ditempuh via darat dengan estimasi waktu plus minus enam jam lamanya. Jika via pesawat hanya ditempuh 35 menit. ''Bos, kita pake pesawat aja, enam jam itu lama dan ini puasa kan'' potong sahabat Ipong. Kami pun menoleh ke arahnya dan seperti biasa kami hanya bisa ketawa dan mengangguk dibuatnya. Kami pun akhirnya memutuskan berangkat Siang itu dengan pesawat Singapore Airlines ke Kuala Lumpur. Dan bisa dibayangkan cerita selanjutnya, kami melewati 2 (dua) hari dengan indah di Malaysia.
Balik ke Singapura
Hari kamis pagi kami pun bertolak kembali ke Singapura dengan pesawat Malaysia Airlines. Begitu sampai di Singapura kami pun kemudian menjalani hari-hari di Singapura dengan sangat rileks, amat santai. Mulai dari menemani menemani sahabat Said Amin dan Sahabat Fahrianto melakukan medical check up dan segala urusan yang berkenaan hal itu sampai urusan tour de mall. Sejatinya, ada bagian-bagian tertentu yang saya tidak ceritakan dalam catatan ini, misalnya bagaimana suasana berobat di Mount Elizabeth Hospital, apalagi sahabat Fahrianto sempat sehari semalam di opname di sana--belum lagi bagaimana pelayanan dokter yang amat sangat ramah dan profesional, bagaimana si Nabiel yang ngotot pengen cobain 'train' alias Kereta Api Bawah Tanahnya Singapura, dan lain-lain. Semua itu dilakonin ditengah suasana berpuasa. Ya itulah, puasa-puasa ke Singapura. Kami akhirnya bertahan sampai hari selasa (02/10/07) di Singapura. Selasa, jam 14.00 wita dengan Silk Air dari Changi Airport kami akhirnya kembali ke Balikpapan. Suasana terakhir kami adalah menikmati megahnya airport Changi Singapura itu, bahkan pada batas tertentu tidak berlebihan jika dikatakan lebih mewah dari mall termewah yang ada di tanah air (ini boleh juga berlebihan). Demikian sekadar catatan perjalanan puasa-puasa ke Singapura. (tamat).