Minggu, 26 Agustus 2007

Buku Kedua Akhirnya Kelar Juga

Sepintas, 'menulis' memang kelihatan sederhana dan gampang-gampang saja. Apalagi menulis artikel, opini, kolom, atau esai--ternyata dalam eksprimennya tidak sesederhana yang dibayangkan. Kendati bagi sebahagian penulis yang sudah memiliki ' jam terbang' tinggi, asumsi ini mungkin baginya tidak berlaku. Akan tetapi kenyataan menunjukkan bahwa kegiatan menulis disamping harus didorong dengan kemauan, mood, juga ternyata tidak bisa lepas dari napak tilas penulisnya menjelajahi berbagai refrensi dan narasumber. Biasanya keinginan menulis muncul dari sifat "gila" membaca, entah buku, koran, jurnal, majalah, atau tulisan kolom-kolom koran harian. Bagi sebahagian orang, membaca sudah seperti kegiatan ritual yang harus dipenuhi dan ditunaikan. Dari sini kadang muncul rasa kagum pada karya-karya 'tulis' sumber tadi. Lantas berfikir kalau-kalau suatu saat kita bisa punya karya seperti mereka. Setidak-tidaknya, muncul keinginan menulis.

Bermula dari hobby baca buku (agama, politik, iptek, dan rekayasa sosial, dll)--diam-diam muncul keinginan belajar menulis. Dalam banyak kesempatan mengikuti forum-forum diskusi, seminar, lokakarya, dan sejenisnya semakin mematangkan 'niat terpendam' tadi. Semangat itu semakin tebal setelah membaca dan mengikuti tampilnya pemikiran dan kajian tokoh intelektual dan akademis dalam negeri dalam ragam perspektif secara dinamis di tengah interaksi pergaulan ilmiah membawa paradigma baru bagi generasi bangsa. Quraish Shihab, Imanuddin Abrurrahman (bang Imad), Azzumardi Asra, Din Syamsudin, Syafii Maa'rif, Amien Rais, Nurcholis Madjid (alm) dalam bidang kajian keislaman dan keindonesiaan, Ada Arbi Sani, Eep Saefullah Fatah, Mahfud MD, Rizal Mallarangen, Imam Santoso, dll pada bidang kajian politik. Ada Faisal Basri, Sri Mulyani, Anggito Abimayu, Umar Juoro, Mari S. Pangestu, dll untuk bidang pemikiran dan kajian ekonomi dan keuangan. Ada Yusril Ihza Mahendra, Harun Ar Rasyid, Daniel Sparingga, Bang Buyung (Adnan Buyung Nasution), Achmad Ali, dll pada bidang kajian hukum dan ketatanegraan. Ada Reinald Gazali, Hermawan Kertajaya untuk bidang Riset bisnis dan marketing. Dan bidang-bidang pemikiran dan kajian lainnya. Bersamaan dengan itu bermunculan juga tokoh-tokoh intelektual manacanegara yang sangat produktif dalam karya-karya monumentalnya.

Akhirnya saya pun belajar menulis. Mulai dari menulis makalah untuk acara-acara seminar dan forum diskusi, artikel koran, esay dan sampai belajar membuat tulisan untuk buku. Melihat dari banyaknya buku dan karya para tokoh yang terbaca, semestinya sudah puluhan buku yang terbit. Akan tetapi rupanya produktifitas membaca saya belum bisa mengimbangi dari produktifitas menulis. Tapi memang menulis lebih banyak sulitnya tinimbang gampangnya. Butuh talenta khusus, betatapun sebahagian orang bilang bahwa menulis itu, gampang-gampang susah.

Akan tetapi serendah apapun produktifitas menulis, saya bersyukur kepada Allah SWT dan berterima-kasih kepada sahabat Muchaer Pakanna, Nurdin Abbas yang telah cukup 'lelah' membantu mewujudkan naskah tulisan saya menjadi buku. Special thanks kepada Penerbit Cidesindo Jakarta yang telah bersedia menerbitkan karya anak 'fakir' ini. Buku pertama, REFORMASI TERUS BERGERAK, Kemana Sang Pelopor Mengorbit ?, yang sudah setahun sebelumnya telah terbit. Setelah jatuh bangun, akhirnya buku kedua yang bertajuk "Mozaik Pembangunan Kaltim Dalam Berbagai Prisma" kelar juga. Buku yang pengantarnya oleh Prof. DR. Umar Juoro (ekokom CIDES), Insya Allah September 2007 sudah bisa dijumpai di Gramedia dan tokoh-tokoh buku lainnya. Sementara buku ketiga sedang dalam penyempurnaan naskah. Insya Allah, buku ketiga lebih sarat dengan kontent Kemanusiaan dan Keagamaan. Mohon do'a dari semua. Jazakumullahu Khairan Jazaa.

Tidak ada komentar: